Kamis, 09 Mei 2013

KOMPETISI INTRASPESIFIK


Mahluk hidup tumbuh, berkembangbiak, mati, dan berpindah. Mahluk hidup dipengaruhi oleh kondisi dimana mereka hidup, dan oleh sumber daya yang mereka peroleh. Namun tidak ada organisme hidup terisolasi. Setiap individu, paling tidak sebagian hidupnya, merupakan anggota suatu populasi yang tersusun oleh individu dari spesiesnya sendiri.

Individu dari spesies yang sama memiliki kebutuhan yang sangat mirip dalam kelangsungan hidup, bertumbuh dan reproduksi; namun semua kebutuhan mereka untuk sebuah sumber daya dapat melebihi suplai yang ada sekarang. Individu kemudian bersaing untuk mendapatkan sumber daya tersebut dan tak disangka, setidaknya beberapa mereka akan tersingkir. Bab ini fokus pada  karakteristik beberapa persaingan antar individu sejenis, dan efeknya terhadap individu yang sedang bersaing. Akan masuk akal, walaupun, memulai dengan suatu definisi operasional: persaingan adalah suatu interaksi antar individu, disebabkan oleh suatu kebutuhan bersama akan suatu sumber daya yang terbatas ketersediaannya, dan mengarah pada menurunnya kelangsungan hidup, bertumbuh dan/atau bereproduksi dari individu yang sedang bersaing terkait. Sekarang kita dapat melihat lebih dekat mengenai persaingan.

Misalkan, pada awalnya, suatu komunitas hipotetis sederhana: sebuah populasi belalang yang sedang berkembang (dalam satu spesies) sedang makan di suatu padang rumput (juga dalam satu spesies). Agar hidup sepenuhnya, belalang harus memakan rumput untuk melengkapi dirinya dengan energi dan material pembangun tubuh. Tapi dalam proses mencari dan memakan makanan, mereka juga menggunakan energi, dan memamerkan dirinya dalam resiko terhadap predator. Tiap belalang terkadang menjumpai dirinya pada suatu titik dimana sebelumnya terdapat sehelai daun, yang beberapa belalang lain telah memakannya. Ketika hal ini terjadi, belalang tersebut harus tetap bergerak, inipun menghabiskan lebih banyak energi, dan berjalan lebih baik dibanding jika pekerjaan tersebut telah dilakukan, sebelum belalang tersebut mengambil makanan. Dan lebih banyak lagi belalang yang bersaing untuk makanan, dan lebih sering ini terjadi. Namun meningkatnya penambahan energi, meningkatnya resiko kematian, dan menurunnya laju asupan makanan memungkinkan semua kesempatan bertahan hidup belalang menurun; sedangkan meningkatnya penambahan energi dan menurunnya asupan makanan dapat juga menyisakan sedikit energi yang tersedia untuk berkembang, dan sisa lainnya untuk bereproduksi. Sehingga, sejak kelangsungan hidup dan reproduksi menentukan kontribusi seekor belalang untuk generasi berikutnya, pesaing intraspesifik belalang selebihnya dalam mencari makanan, sama sedikitnya dengan kontribusi belalang tesebut.

Sepanjang kita membahas tentang rumput itu sendiri, kontribusi genetik individu pada generasi berikutnya akan bergantung pada keturunannya yang akhirnya akan berkembang menjadi dewasa yang reproduktif. Benih yang terisolir dalam tanah yang subur bisa memiliki kesempatan bertahan hidup yang sangat tinggi untuk menjadi dewasa yang reproduktif. Hal tersebut kemungkinan akan memperlihatkan suatu penambahan jumlah pertumbuhan ideal, dan karena itu mungkin akan menghasilkan sejumlah besar keturunan. Namun, benih yang tersebar dekat dengan tumbuhan tetangga (membayangi benih tersebut dengan daunnya dan menguasai lahan dengan akarnya) akan sangat kecil kemungkinan untuk bertahan, dan jika itu terjadi sebagian besar benih tentunya akan menjadi kerdil, dan menghasilkan sedikit bibit tumbuhan baru. Meningkatnya kepadatan selanjutnya akan menurunkan kontribusi yang diperbuat oleh tiap individu pada generasi berikutnya.

Karakteristik Umum Kompetisi Intraspesifik
Dengan jelas terdapat sejumlah karekteristik umum dari kedua kasus persaingan antar individu sejenis ini. Yang pertama bahwa efek utama dari persaingan adalah menurunnya kontribusi terhadap generasi berikutnya, dimana suatu penurunan tersebut dibandingkan dengan apa yang akan terjadi seandainya tidak pernah ada pesaing. Persaingan intraspesifik mengarah pada menurunnya laju asupan sumber daya per individu, bisa jadi terhadap menurunnya laju pertumbuhan atau perkembangan individu, atau menurunnya kelangsungan hidup dan/atau menurunnya produktifitas. Kelangsungan hidup dan produktifitas bersama-sama menentukan hasil reproduksi individual.

Karakteristik kedua dari persaingan intraspesifik bahwa sumber daya yang dibutuhkan individu yang bersaing haruslah suplainya terbatas. Sebagai contoh, oksigen, walaupun merupakan sumber daya yang sangat penting, bukan sesuatu untuk belalang atau rumput yang sedang bersaing, dimana suplai melebihi angka pada populasi terpadatpun dapat mengkonsumsinya. Hampir sama dengan cahaya, makanan, ruang atau sumber daya lainnya yang diperebutkan hanya bila dalam suplai terbatas.

Dalam banyak contoh, individu yang bersaing tidak berinteraksi secara langsung antara satu dengan yang lain. Melainkan, respon individu terhadap tingkatan suatu sumber daya yang telah ditekan oleh kehadiran dan aktivitas individu lain. Demikian hingga belalang yang bersaing untuk makan tidak secara langsung dipengaruhi oleh belalang lainnya, namun oleh penurunan tingkat ketersediaan makanan dan meningkatnya kesulitan menemukan makanan yang baik yang telah disisakan oleh yang lainnya. Demikian pula, tumbuhan rumput dirugikan oleh kehadiran tanaman tetangga karena daerah dimana sumber daya nutrisi berasal (cahaya, air, nutrien) telah tertumpang tindih oleh penguasaan lahan sumber daya dari tumbuhan tetangga. Pada semua kasus ini, persaingan dapat dijelaskan sebagai eksploitasi, dimana di dalamnya tiap individu dipengaruhi oleh jumlah sumber daya yang tersisa setelah sumber daya tersebut dieksploitasi oleh individu lainnya.

Namun pada banyak kasus lainnya, persaingan memiliki bentuk yang lain, dikenal sebagai interferensi. Disini individu berinteraksi secara langsung antara satu yang lainnya, dan satu individu akhirnya akan mencegah yang lain menempati suatu bagian habitat dan juga mencegah mengeksploitasi sumber daya di dalamnya. Dengan cepat hal ini terlihat paling banyak hewan mati karena mempertahankan daerah teritori: sering hasilnya bahwa daerah teritori itu sendiripun menjadi sumber daya. Interferensi dapat juga terjadi diantara organisme hewan lunak. Sebagai contoh, kehadiran kerang remis di bebatuan mencegah remis lainnya menempati posisi yang sama, bahkan meskipun suplai makan mereka pada posisi tersebut mungkin berlebih. Sesungguhnya, interferensi paling tersebar luas diantara hewan lunak dan tumbuhan yang hidup di tepian bebatuan: mereka kadang-kadang bersaing melalui kelebihan pertumbuhan satu individu oleh individu lainnya. Pada kasus tertentu efek persaingan cenderung nyata, dimana dalam banyak kasus eksploitasi, pengaruhnya kadang lebih samar. Dalam praktiknya, interferensi hampir selalui diikuti oleh suatu elemen eksploitasi, meskipun tentu saja terdapat banyak kasus eksploitasi terjadi tanpa interferensi.

Karakteristik ketiga dari persaingan intraspesifik ialah bahwa individu yang berkompetisi berada pada keseimbangan keberadaan, namun dalam praktiknya jauh lebih sedikit dari itu. Bukti nyata bahwa individu telah diklasifikasi dalam spesies yang sama menyiratkan bahwa mereka banyak memiliki ciri fisik mendasar pada umumnya, mereka pasti berharap menggunakan sumber daya yang sama dan bereaksi terhadap kondisi kebanyakan dengan cara yang sama pula. Namun kita harus waspada sejauh mana kita menekan pemikiran bahwa pengaruh antara individu yang bersaing bersifat dua arah. Terdapat banyak penempatan ketika persaingan antar individu sejenis hanya satu sisi: organisme yang kuat lebih dulu menghasilkan benih mungkin akan membayangi organisme pengganti yang tumbuh belakangan, dan briozoan yang lebih tua dan lebih lebar di tepian mungkin akan mengalami kelebihan pertumbuhan (atau namun lebih baik tumbuh berlebihan) daripada briozoan yang lebih kecil dan lebih muda. Lebih lanjut, perbedaan sifat yang diwarisi antara individu tentu saja memastikan bahwa interaksi kompetitif tidaklah bersifat dua arah. Contohnya genotif tinggi pada jagung biasanya akan mendominasi dan menutupi genotif pendek dari spesies yang sama. Karena itu kita tidak dapat mengatakan bahwa individu yang bersaing dari spesies yang sama berimbang secara keseluruhan. Apa kita dapat mengatakan bahwa anggota spesies yang sama lebih mirip daripada anggota spesies berbeda membutuhkan sumber daya yang sama, dan mereka lebih mirip bereaksi secara dua arah terhadap kehadiran satu sama lain.

Kekurangan ekuivalensi tertentu ini berarti bahwa pengaruh utama dari persaingan jauh dari kesamaan atau perbedaan individu. Pesaing yang lemah hanya bisa memberikan kontribusi kecil terhadap generasi selanjutnya, atau tidak tidak berkontribusi sama sekali. Pesaing yang kuat bisa memiliki kontribusinya yang pengaruhnya diabaikan. Sesungguhnya, pesaing yang kuat sebenarnya dapat membuat kontribusi proporsional yang lebih luas ketika terdapat persaingan hebat ketimbang tidak ada persaingan sama sekali (misalnya, jika ia mempertahankan kontribusinya sedangkan sekitarnya telah kehilangan kontribusinya). Dengan kata lain, walaupun pengaruh utama dari persaingan adalah menurunnya hasil reproduksi, ini tidak selalu berarti bahwa menurunkan potensi individual (misal kontribusi relatif), khususnya bukan untuk pesaing yang paling kuat. Karena itu, hal tersebut belum tentu benar untuk menyatakan bahwa persaingan berpengaruh merugikan terhadap semua individu yang sedang bersaing.

Terakhir, karakteristik keempat persaingan intraspesifik ialah bahwa efeknya pada individu lebih hebat, terdapat lebih banyak pesaing. Efek persaingan antar individu sejenis karenanya dikatakan menjadi kepadatan-ketergantungan. Untuk melihat lebih dekat mengenai persaingan antar individu sejenis, kita harus menguji efek kepadatan populasi terhadap individu, dan merinci efeknya terhadap kematian, kelahiran dan pertumbuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar